Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Refleksi day (Sop)

 *Refleksi day 2 - Sophie* *a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan?* Boleh *Mengapa?* Karena ada aturan yang harus dilakukan tanpa menuju anak itu setuju atau tidak dalam melakukan aturan tersebut. Seperti aturan Tuhan: Sebagai contoh, dalam Islam diwajibkan sholat 5 waktu, Puasa, dll. Orang tua diharuskan melatih anaknya untuk tidak meninggalkan kewajiban tersebut suka atau tidak suka. Begitu pula dengan mewajibkan anak menggosok gigi. Bila tidak dikerjakan gigi anak akan menjadi rusak  *b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara?* Tentu saja tidak. *Mengapa?* Karena orang tua mempunyai otoritas. Otoritas yang dimaksud disini bukan berarti orang tua itu otoriter alias merasa paling memiliki kedudukan tertinggi. Tapi orang tua adalah wakil yang diberi titipan anak sehingga kita memiliki tanggung jawab moral dalam melatih anak taat kepada hukum, kebenaran, dan Tuhan yang kita juga taat *c. Apakah kamu setuj

Refleksi day 2(ul)

 Refleksi day 2 - Uli a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh, karena fondasi Pendidikan menurut CM bukan lah di dasarkan pada suka atau tidak suka namun sesuai hukum atau tidak, sesuai perintah Tuhan atau tidak. Dan perintah Tuhan ataupun hukum hukum yang berlaku di dunia ini tidak selalu enak. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Tidak setara, karena orangtua merupakan wakil yang ditunjuk Tuhan untuk mendidik anak2 yang di titipkan kepadaNya sehingga orangtua memiliki otoritas untuk menegakkan aturan tanpa menunggu anak setuju atau tidak. Tentunya aturan yang di tegakkan adalah aturan yang sesuai dengan kebenaran, hukum dan Tuhan.  c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Setuju, karena hakekat manusia yang terlahir sebagai pribadi, terlahir dengan potensi tidak 100%baik dan tidak 100% buruk dan karena anak juga tidak terlahir dengan kehend

Refleksi day 2(Ir)

 2022_08_01_Irine Affan A. Ortu dapat menyuruh ana melakukan apa yg anak tdk suka. Kendali diri anak msh lemah,  dasar mereka msh dalam azas suka atau tidak suka. Ortu yg bertugas u/ melatih ketaatan tdp hukum, kebenaran & perintah Illahi. B. Ortu meruupakan perwakilan Tuhan yang menyakini aturan dengan percaya diri. Ortu bertugas u/ melatih anak HoO. Dan anak, secara intuisi siap u/ taat terhadap pelatihan ortang tuanya. C. Setuju. Prioritas orang tua dalam melatih anak ketaatan. D. . Kata Nanti sering sekali terdengan dari anak2, yg sebenarnya dimulai dr saya yg membuka room u/ negosiasi. Saya baru memulai untuk sholat 5 waktu & morning routine. Kendala yg sy hadapi adalah konsistensi. Dan anak2 mengetahui hal tersebut, sehingga nada2 tinggi masih suka mengiringi. Tidak ada kata terlambat bagi saya yg baru mengenal metode CM. Anak sy berusia 12y & 8y

Refleksi day 2 (ya)

 Refleksi Day 2 Yaya •a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh karena Orang tua adalah pihak yang dipercayakan Tuhan untuk menjadi wakil otoritas dari kebenaran/hukum Tuhan. Orang tua yang punya otoritas ini  berarti melakukan sesuatu yang dipercayakan Tuhan sesuai dengan perintah Tuhan baik perintah itu disepakati anak ataupun tidak disepakati. Kadang ada hal prinsip  (based on Perintah Ilahi, hukum kebenaran atau hati Nurani) yang merupakan otoritas orang tua tapi anak tidak sepakat dengannya.  Tdk semua bisa ditawar. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Setara dalam kedudukan sebagai hamba tapi tidak setara dalam kedudukannya untuk otoritas.  c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? karena orang tua telah mendapatkan peran untuk menjadi perwakilan Tuhan dalam melatih anak untuk taat pada perintah Tuhan, hukum dan hati Nurani. d. Seberapa sudah t

Refleksi day 2 (mel)

 Melinda Refleksi hari ke-2 2. (a) orangtua boelh menyuruh anak melakukan hal yang anak tidak sukai dengan dasar bahwa itu adalah sesuatu yang prinsip, karena orangtua adalah perwakilan dari kebenaran, hukum dan perwakilan dari Tuhan (b) Menurut Ibu CM orangtua dan anak tidak setara, karena orangtua diberi wewenang oleh masyarakat dan Tuhan. (c) Saya setuju karena orangtua nantinya akan mempertanggung jawabkan dihadapan Tuhan. Baik anak dan orangtua harus sadar bahwa kita bukan pusat dari alam semesta ada kebenaran, hukum dan petunjuk Allah sebagai dasar konsekuensi (d) Beberapa anak saya sudah memiliki ketaatan namun masih belum ajeh untuk dilakukan dengan kesadaran sendiri. Seperti yang ibu CM analisi penyebab anak-anak tidak taat karena saya tidak yakin dengan aturan yang saya ingin tegakkan namun ketika saya percaya bahwa itu sudah prinsip maka anak akan taat

Reflrksi day 2 (Ich)

 Refleksi Day 2 - Icha a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh karena orang tua adalah otoritas pertama yang mewakili Tuhan, serta boleh juga terutama untuk hal-hal yang bersifat prinsip, sehingga tidak ada tawar-menawar. Sebagai orang tua sifatnya wajib untuk mengajarkan anak mana yang baik-tidak baik. b. Menurut Charlotte Mason orangtua dan anak kedudukannya tidak setara. Orangtua memiliki otoritas yang lebih tinggi terhadap anak, dan anak sudah seharusnya tunduk pada otoritas tersebut. Tapi dalam pelaksanaannya orang tua juga tidak boleh bersifat/berlaku otoriter atau seenaknya. Tugas orang tua adalah mendidik anak agar anak menjadi manusia yang luhur. c. Saya setuju dengan sikap Charlotte Mason, karena seorang anak yang pertama dilihat adalah orang tua nya, bagaimana anak akan menjadi seperti apa nantinya juga sangat bergantung dari bagaimana orang tua mendidiknya, membentuknya. d. Seberapa sudah terbentukka

Refleksi day 2( me)

 Refleksi Habit Training #2 a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh selama hal itu sesuai dengan prinsip kebenaran, hujum alam, hukum tuhan dan hukum moral.  Karena orangtua adalah perwakilan Tuhan yang punya otoritas dalam melatih kebiasaan baik untuk anak. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Tidak setara, orangtuq adalah wakil Allah di bumi punya tanggungjawab terhadap anaknya, hingga anak wajib patuh thd ortu selagi mash memegang prinsip universal. c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Setuju karena ortu adalah otoritas pertama dan tertinggi yg harus ditaati anak, karena anak bukan properti milik ortu yg semau mereka dilatih atau tidak. Anak adalah titipan Tuhan dan bangsa, ketika anak diabaikan maka ortu yg patut disalahkan. d. Seberapa sudah terbentukkah habit of obedience dalam diri anak-anakmu saat ini? Kendala apa yang kamu alami dalam

Refleksi day 2(Vit)

 Refleksi hari kedua – Viitri -1 Agustus 2022 a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh karena orangtua sebagai otoritas yang mewakili Tuhan, Hukum dan Kebenaran. Orangtua harus bisa menentukan hal-hal prinsip yang harus ditaati anak yang tentunya juga harus ditaati oleh Orangtua juga. Untuk hal-hal prinsip dan kebenaran ini tidak ada negosiasi dan tawar menawar, kita harus melatih anak untuk melakukan instant obedience untuk hal-hal yang wajib, sehingga anak terbiasa langsung menaati kebenaran dan menolak melakukan hal-hal yang tidak benar. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa?  Tidak setara karena Orangtua adalah perwakilan dari otoritas yang lebih tinggi. Dan orangtua yang diberi amanat dari Tuhan harus berusaha untuk menjalankan amanat dari Tuhan yaitu untuk melatih anak yang menjadi manusia luhur c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Sangat se

Refleksi day 2 (Roh)

 Refleksi D2-Rohma a. Kita sebagai orang tua tentu boleh, bahkan harus, untuk menyuruh anak melakukan apa yang ia tidak sukai, bila itu adalah sesuatu yang prinsip. Kita sebagai manusia harus hidup diatas jalan kebenaran. Seperti yang CM katakan bahwa kita ibarat planet di tatasurya, kita bukanlah pusat dari dunia. Jadi kita tidak bisa bertindak semau kita.  Menyuruh anak melakukan hal-hal prinsip dan menaati peraturan walau hal itu tidak mereka sukai adalah satu bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan YME.  b. Orang tua dan anak tidaklah memiliki kedudukan yang setara. Orang tua memiliki otoritas yang diberikan Tuhan terhadap anak kita. Dan anak memiliki intuisi untuk menaati otoritas tersebut. Anak adalah makhluk kecil yang belum memiliki kehendak yang kuat, belum bisa menyuruh dirinya untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan, dan yang bertindak hanya berdasarkan suka tidak suka. Maka sangat tidak masuk akal bila segala sesuatu yang kita perintahkan kepada mereka harus

Refleksi day 2 (Lya)

 Refleksi #2 Iyanni Habit Of Obedience menyadarkan sy bahwa kita sebagai orang tua tidak boleh malas dalam membentuk Obedience anak, karena gimanapun juga ada area area seperi hukum dan lain lain yang harus mereka ikuti suka atau tidak suka.  Sy bertanggung jawab atas nantinya anak terhadap Tuhan dan masyarakat dan sy punya otoritas untuk membuat anak tunduk aturan. Dan sy jadi sadar ketika sy buat aturan sy tidak boleh kasih negosiasi. Nanti jadi di manfaatkan.  Lebih baik sy tegas sedari mereka kecil dan hidup sy bs lebih mudah dari pada sekarang sy manjakan nanti sy yg susah. Anak adalah titipan tuhan jadi sy harus membentuknya selagi kecil

Refleksi day 2 (Ly)

 Refleksi Day 2, Lily Her a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Ya , harus jika itu berkaitan dengan prinsip. Anak adalah titipan , sehingga wajib hukumnya orangtua mendidik anaknya untuk tau dan melakukan atas dasar BENAR bukan suka/tidak suka. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Menurut Charlotte Mason , orangtua dan anak tidak setara. Orangtua ada di atas anak, anak adalah titipan bagi orangtuanya, orangtua mempunyai kewajiban dan tanggungjawab sebagai pendidik, bukan secara otoriter tetapi secara otoritatif. c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Ya, saya sangat setuju. Dari video ini saya jadi lebih paham tugas dan tanggungjawab saya sebagai pendidik , dan itu semua benar, saya setuju dengan beliau. Bagaimana anak dididik , bagaimana kelak anak itu bersikap di dunia secara mandiri, jika karakter anak tidak dilatih/didik sejak kecil, apa jadinya

Refleksi day 2(ev)

 Refleksi Day 2 - Eva Menurut CM pelatihan kebiasaan bukan didasarkan pada rasa suka atau tidak suka, melainkan pada apa yang benar atau tidak benar untuk dilakukan. Hal ini berarti jika anak tidak suka melakukan sesuatu tetapi jika itu sesuatu yang benar, maka orangtua patut menyuruhnya untuk melakukannya, meskipun anak tidak suka.  CM juga berkata bahwa orangtua dan anak tidaklah setara kedudukannya. Orangtua memiliki otoritas yang lebih tinggi atas anak, dan anak seharusnya tunduk pada otoritas itu. Tetapi dalam pelaksanaannya orangtua tidak boleh otoriter atau bertindak sewenang2, karena orangtua sendiri hanyalah perwakilan dari Tuhan dan masyarakat, dimana orangtua sendiri harus tunduk pada hukum2 yang berlaku. Tugas orangtua adalah mendidik anak supaya anak taat pada kewajibannya (pada hati nurani / kebenaran, pada hukum, dan pada Petunjuk Ilahi). Saya sendiri setuju dengan pandangan CM. Sebagai orangtua, kita memang memiliki otoritas terhadap anak. Kita harus yakin bahwa anak ha

Refleksi day 2 (Lyd)

 1. Narasi Materi : Ketaatan itu penting bgt utk proses kehidupan kita, mencakup ketaatan thd hati nurani, hukum & Petunjuk Ilahi. Kehidupan seseorg yg tdk menaati hal-hal itu bagaikan planet yg keluar dr orbitnya, tdk ada gunanya bagi masyarakat. Anak itu lahir sbg pribadi yg dititipkan oleh Tuhan & masyarakat kpd kita lewat orang tua. Jd tugas kita sbg ibu adalah pemegang otoritas utk mendidik anak2 kita agar kelak mjd org yg berguna bagi masyarakat. Biar bs dipakai Tuhan utk menjadi alat yg hebat melaju kencang dlm rel2 kehidupan di saat anak itu mjd dewasa. Anak itu tahu ortu mana yg otoritatif & ortu mana yg tdk otoritatif. Jd kita hrs bljr taat dulu sbg seorg ibu hrs mjd teladan utk anak agar bs mendidik mrk di dlm ketaatan penuh yg tdk bs ditawar. 2. Refleksi materi Narasi : A. Bolehkah ortu menyuruh anak melakukan yg anak tdk suka lakukan ? Bole, karena perintah yg prinsip tdk bisa ditawar menawar oleh anak. Spt contoh mkn buah, sayur dan daging sesuai porsinya agar

Refleksi day 2 (wi)

 Refleksi day2Wiwik a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh. Jika hal tersebut adalah prinsip dari hukum kebenaran, hukum alam dan petunjuk ilahi. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? tidak. karena orangtua adalah figur otoritas, memiliki berkat dari Tuhan sebagai perwakilanNya yang mempunyai otoritas. sementara anak sendiri pun sudah dibekali kepatuhan kepada orangtua oleh Tuhan c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? setuju, karena akhirnya saya merasakan sendiri ketika posisi anak ortu setara, anak mudah menawar. sementara ada hal-hal yang memang perlu dilakukan tanpa menawar. d. Seberapa sudah terbentukkah habit of obedience dalam diri anak-anakmu saat ini? Kendala apa yang kamu alami dalam melatih anak respek pada otoritas dan taat pada aturan? yang pasti tidak 100%, ada beberapa hal yang anak masih menawar, meski ada beberapa hal yang anak-a

Refleksi Day 2 (Veb)

 Refleksi: 1. Orangtua boleh menyuruh anak melakukan apa yang tidak disukainya. Yang perlu dipastikan adalah apa yang diperintahkan itu hal prinsip. Jadi tidak perlu menunggu persetujuan anak.  2. Anak dan orangtua tidak setara. Mengapa? Karena orangtua adalah perwakilan Tuhan didunia dan masyarakat. Oleh karena itu, orangtua punya tugas sakral mendidik anak dan menegakkan prinsip. Bukan dua pihak yang setara dan bisa membuat kesepakatan.  3. Ya, setuju. Tanpa adanya kesadaran orangtua tua mendidik anak menjadi manusia yang taat kebenaran, hukum, dan perintah Tuhan dengan penuh tanggung jawab anak-anak bisa tumbuh jadi musuh masyarakat.  4. Habit of obedience belum terbentuk pada anak-anak saya. Saya masih sering berpikir " Boleh tidak ya ini jadi kesepakatan atau ditawar oleh anak? ". Jadi, wajar kalau anak saya ternyata sering menawar aturan di rumah. Mereka bisa mendeteksi ketidak PDan saya.

Refleksi day 2 (Syl)

 1. Menurut CM, orang tua boleh menyuruh anak melakukan yang tidak ia sukai karena orang tua memiliki tugas, peran dan tanggung jawab moral dalam mengarahkan dan membimbing anak yang masih lemah kehendak, untuk belajar mengendalikan diri, taat dan bertanggung jawab. 2. Menurut CM, orang tua dan anak seharusnya sama-sama sbg hamba kebenaran namun tidak setara dalam hal otoritas. Orang tua adalah perwakilan Tuhan dan masyarakat dalam mendidik anak-anak. Anak-anak wajib menghargai otoritas dan taat prinsip Ilahi,  aturan dan hukum-hukum yang berlaku. 3. Saya setuju dg sikap CM tsb diatas. Mengacu pada kebenaran dan filosofi pendidikan berdasarkan prinsip Kitab Suci yg saya imani. 4. Anak sy yang sulung sudah dilatih ketaatan sejak masih kecil. Namun kami rasa disiplin dan hukuman fisik terlalu keras. Tanpa diimbangi dengan komunikasi dan kasih yang sesuai. Saat ini dia menjadi anak yg complicated. Sifat keras, memberontak sekaligus manja dan sensitif. Berbanding terbalik dg adiknya. Kami

Refleksi day 2 (Agn)

Refleksi #2 Jawaban pertanyaan a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh asalkan hal itu hal yang prinsip, yaitu hal yang benar dan baik untuk dilakukan. Karena anak belum memiliki kendali kuat atas dirinya sendiri dalam memilih yang baik dan benar. Mereka lebih memilih apa yang mereka sukai sekali pun itu tidak benar. Dan tugas orang tua lah untuk membantu anak untuk patuh dan melakukan hal yang baik dan benar bukan hal yang mereka sukai atau tidak sukai. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Tidak, tidak perlu ada kesepakatan antara anak dengan orang tua, sejauh suatu perintah itu menyangkut prinsip yang baik dan bena. Karena orangtua adalah wakil Tuhan yang memiliki otoritas untuk mendidik anak, dimana anak, termasuk orang tua, harus patuh pada kebaikan dan kebenaran sekalipun anak tidak setuju. c. Apakah anda setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Setuju karen

Refleksi day 2 (Ez)

 Refleksi Day 2 - Ezi Seberapa sudah terbentukkah habit of obedience dalam diri anak-anakmu saat ini? Kendala apa yang kamu alami dalam melatih anak respek pada otoritas dan taat pada aturan? Sudah terbentuk, seiring dengan nama yang kami berikan yaitu Laras, ia tumbuh menjadi anak yang selaras dengan lingkungan, taat peraturan sekolah, taat peraturan agama. Misal saat pemerintah menyuruh stay at home, ia selalu taat tinggal di rumah sampai-sampai sulit sekali bagi saya mengajaknya pergi keluar rumah (bila kami ada perlu). Ia cenderung cemas kalau sedikit saja terlambat masuk sekolah atau masuk les, karena ia benar2 taat terhadap jam mulai sekolah atau jam mulai les yg telah disepakati. Padahal kadang hidup tidak semulus itu, ada jalanan yang macet, atau ada kendala yg pernah mengakibatkan kami jadi terlambat beberapa menit. Tapi anak saya terlanjur gusar, bad mood, berkaca-kaca, dan merasa kesal pada ortu bila ia tidak bisa taat memenuhi peraturan. Kendala yang saya alami adalah tenta

Refleksi day 2 (Sie)

 Reflesi #2 - Sienny a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh. Pertama orang tua memiliki otoritas dari Tuhan untuk menjadi perwakilan buat anak. Kedua, orang tua mempunyai pengetahuan dan moral yang lebih baik dari anak dan mengasihi anak2nya, ingin anak2nya menjadi baik. Misal, makan sayur. Kalo boleh diberikan pillihan, anak pasti memilih tidak makan sayur, tapi orang tua tahu bahwa sayur bagus dan penting buat Kesehatan anak karena itu anak diminta untuk makan sayur. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Tidak. Orang tua diberi otoritas oleh Tuhan untuk menjadi perwakilan Tuhan buat anak-anak.   c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Setuju. Karena alternatif lainnya terlihat lebih mengerikan Aku membayangkan jika manusia ini seperti binatang (ulat/laba2,dll) yang ditinggalkan oleh induknya begitu lahir, apa jadinya dunia ini. Padahal kita dibe

Refleksi day 2 (Su)

Refleksi day 2 - Susan a. Orangtua sangat boleh menyuruh anak melakukan hal yang tidak disukainya, karena hal itu justru akan melatih anak menjadi tuan atas dirinya, dapat mengontrol diri dan menumbuhkan karakternya b. Ortu dan anak tidak setara. Karena ortu adalah figur otoritas diatas anak. Ortu bahkan adalah wakil otoritas Tuhan & masyarakat kepada anak.  c. Saya setuju. Karena selain pemikiran ini harmonis dengan perkataan Alkitab, dalam kehidupanpun orangtua yang membiarkan anaknya melakukan apapun yg dia sukai tidak mendidik anaknya. d. HoO pada diri anak saya sudah cukup terbentuk. Setelah mengikuti workshop HoO bbrp tahun lalu dan mempraktekkannya, kami cukup harmonis dalam perihal otoritas dan ketaatan ini. Kendalanya mungkin perlu banyak diskusi dan menjelaskan pada anak dengan tenang, karena dia menginginkan alasan di balik perintah saya, dan akan menanyakan serta menimbang apakah hal itu logis, tepat, dan bukan untuk kesenangan saya saja. Tetapi kalau saya sudah naiiik

Refleksi day 2 (Lou)

 Refleksi Day 2_Louisa a. Menurut CM, orang tua boleh menyuruh anak melakukan hal yang anak tidak suka lakukan karena orang tua merupakan perwakilan dari Tuhan dan masyarakat. Orang tua memiliki otoritas untuk melatih anak menaati Tuhan, hukum dan kebenaran. Selain itu karena kehendak anak masih lemah, maka ia belum bisa memilih yang benar daripada yang enak. Di situlah peran orang tua untuk membantu melatih anak taat walaupun ia tidak suka. b. Menurut CM, ortu tidak setara dengan anak. Ortu memiliki otoritas terhadap anak karena ortu merupakan perwakilan dari Tuhan dan masyarakat dan berkewajiban melatih anak untuk taat.  c. Saya setuju sikap CM di atas karena memang benar kehendak anak masih lemah. Karakternya belum cukup kuat untuk memilih melakukan hal yang benar. Membiarkan anak mengikuti kehendaknya sama saja dengan membiarkan anak jatuh ke jurang.  d. Anak-anak sebenarnya mau taat. Tapi saya yang sering lupa untuk menegakkannya. Saya sadar kalau saya sering tidak berhara

Refleksi day 2 (Ny)

 Yunita Nyit Refleksi Day 2: Materi hari ke-2 ini mengingatkan saya bahwa posisi orang tua dan anak tidak sejajar, terutama untuk hal-hal yang prinsip. Saya terbiasa bernegosiasi dengan anak, dimana akhirnya tanpa disadari saya menjadi tidak punya kendali atas keputusan-keputusan yang seharusnya menjadi area otoritas orang tua.  Saya terbiasa dengan “pandangan umum” bahwa anak juga memiliki kehendak yang harus didengarkan tetapi dari materi hari ini saya belajar bahwa sesungguhnya anak belum matang untuk mengendalikan keinginan dirinya, belum dapat menaklukkan dirinya untuk mengutamakan kewajiban, anak belum terlatih menjadi tuan atas dirinya sendiri, sehingga tidak mungkin jika menganggap bahwa orang tua dan anak adalah sejajar. a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Menurut CM, anak belum punya kekuatan untuk mengendalikan kekuatan kehendaknya, karena masih belum matang. Anak belum mampu menyuruh dirinya sendiri me

Refleksi day 1 (san)

 Refleksi day 1 - Susan :   Sangat penting sekali melatih kebiasaan baik pada anak sejak dini. Krn manusia adalah makhluk kebiasaan. Kalau dilakukan terus menerus, akan menjadi kebiasaan yg otomatis dilakukan. Dan seharusnya kebiasaannya adalah yg baik. Bila yg dilakukan terus adalah yg buruk, bgmn memperbaikinya ? Akan sangaaat susah.  Saya punya kebiasaan makan di depan TV sejak kecil. Karena meja makan kami sempit dan TV selalu menyala, keluarga saya lebih suka nonton sambil makan. Setelah itu, meski saya bisa2 saja untuk makan di meja makan bersama orang2, tetap defaultnya adalah makan di depan TV/layar, dan ini terbawa ke anak. 😖 Untuk mengubahnya, sulit, apalagi situasi tempat tinggal saat ini yg tidak nyaman untuk makan di meja makan, jadi kami berdamai.  Ini mungkin bukan kebiasaan yg 100% buruk atau baik tapi menunjukkan betapa kebiasaan itu kuasanya besar sekali, bisa sampai bergenerasi...

Refleksi day 1 (lyd)

 Refleksi day 1 : Ternyata suatu kebiasaan baik itu penting utk kita miliki sebagai suatu individu dewasa. Krn itu sangatlah penting melatih anak kita sejak kecil punya banyak kebiasaan baik, sebab smua yg kita lakukan sehari2 itu akan kita bawa hingga mjd karakter ketika kita dewasa. Suatu kebiasaan baik itu 10x lbh kuat drpd kodrat bawaan manusia. Jd kebiasaan baik hrs punya tujuan yg jelas, cara yg tepat & scr teratur dijalankan, agar hasilnya maksimal. Skrg berpikir tentang masa kecil yg tdk pintar, tdk mendapat pelatihan kebiasaan baik spt ini, dan sdh umur segini baru merasakan byk wkt sudah terbuang percuma dgn byk kebiasaan buruk. Agak sedih tp ya pengalaman jd tau anak2 butuh pelatihan kebiasaan baik ini.

Refleksi day 1 (Nur)

 Refleksi day#1 Nurhappy Saya sangat setuju dengan pelatihan kebiasaan2 yang baik,  Seperti halnya kebiasaan anak pulang sekolah harus langsung mandi, sehingga setelah mereka terbiasa melakukannya, saya tidak perlu ingatkan lagi terus menerus. Sekarang setiap pulang sekolah ada atau tidak saya di rumah saat itu, anak2 akan mandi sepulang sekolah. Tetapi untuk melatih itu, memang sulit , awalnya pake ancaman atau banyak drama.😁

Refleksi day 1 (Cit)

 Citra_Refleksi Day1 31.07.22 Sebelum menulis refleksi hari pertama ini, aku menyempatkan membaca ulang refleksiku saat mengikuti HT pertama kali di tahun 2020 dulu. Aku menemukan diriku yang dulu begitu polos, mudah stress dan tidak punya petunjuk :D tapi hari ini saat aku merefleksikan ulang, aku melihat ada banyak perubahan dalam diriku meski aku tentu masih harus tetap tekun untuk terus membangun kebiasaan baru terutama mengganti kebiasaan lama yang sudah mengakar. Perubahan dalam diriku yang mampu mengendalikan kodrat bawaanku (meski belum sempurna) adalah salah satu pertumbuhan spiritual yang sangat aku syukuri dua tahun terakhir ini. Habit is ten nature, itu memang luar biasa mujarab. Dengan meyakini bahwa itu adalah instrument dalam pendidikan yang bertujuan menjadikan anak sebagai tuan bagi dirinya sendiri, mengendorkan urat syarafku atas realita kodrat anak manusia. Bukanlah hal aneh jika anak senang berlambat-lambat dan menunda-nunda, dengan menerima realita itu berarti aku

Refleksi day 1 (Ul)

 *Refleksi Day 1- Uli* Saya setuju bahwa habit training itu perlu untuk anak anak karena kehendak mereka masih lemah dan cenderung melakukan sesuatu berdasarkan suka dan tidak suka, padahal yang mereka sukai belum tentu baik bagi mereka. Bahkan saya sebagai orang dewasa pun cenderung melakukan hal hal yang enak meski saya tau itu tidak baik bagi saya. Pengalaman saya sewaktu kecil yang hingga hari ini sulit untuk saya lepaskan salah satunya adalah suka makanan manis. Walau saya tau resikonya bisa menimbulkan penyakit diabetes namun hingga saat ini saya belum benar2 bisa mengontrol diri ketika di hadapkan pada makan2 yang manis.

Refleksi day 1(Ic)

 *Refleksi Day 1 - Icha* Sangat setuju bahwa habit training itu penting untuk anak-anak. Menurutku seorang anak itu terbentuk bener-bener awalnya tergantung dari bagaimana orang tua membentuk anaknya, apakah itu dengan sesuatu perencanaan yang terstruktur ataupun sesuatu yang alamiah anak lihat dari keseharian. Pendidikan akademis adalah suatu media untuk menambah wawasan seseorang, tapi pembentukan karakter tidak bisa hanya bergantung dari situ saja, karena purpose nya kalau akademis menurut Saya adalah mau menjadi yang terbaik, bukan mau menjadi diri yang lebih baik secara konsisten.  Sejujurnya kalau mengaitkan dengan masa kecil agak blur memory nya, tapi seingat saya dulu Saya ga pernah spesifik diajarkan untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu on a daily basis. Salah satu yang nyangkut di memori Saya sampai sekarang adalah Saya ga pernah diajarkan kebiasaan untuk menabung, menurut itu adalah salah satu kebiasaan baik yang perlu dipupuk sejak dini.  Saat ini sudah menjadi seora

Refleksi Day 1 (Sh)

 *Refleksi Day 1 - Sophie* Dari awal saya memang setuju bahwa pendidikan akademis itu hanya sebatas menambah wawasan anak, tidak cukup untuk mendisiplinkan anak. Saya juga setuju bahwa habit training itu penting buat diterapkan pada anak-anak. Kenapa? Seperti yang dibahas pada materi yang intinya berisi *_kegiatan yang dilakukan terus menerus akan meninggalkan jejak di syaraf otak kita dan menjadi otomatis._*  Ini sama persis pada pengalaman saya setiap kali mempelajari 1 lagu piano klasik: hari pertama saya mempelajari 2-3 baris partitur terlebih dahulu. Mula2 saya harus menghapal melodi untuk tangan kanan dan kiri. Tantangan selanjutnya jari saya sangat sulit membalance tangan kanan dan kiri. Setelah dicoba setiap hari selama 1 jam siang hari dan 1 jam sore/malam hari dengan konsisten selama seminggu atau lebih (tergantung tingkat kesulitan lagu tersebut). Hingga akhirnya jari-jari saya terasa sangat mudah memainkan piano. *_Bahkan ajaibnya jadi otomatis bergerak sendiri dengan cepat

Regleksi day 1 (Ya)

 Refleksi Day 01 - Yaya Terima kasih mbak Ellen urutan presentasi membuat saya makin sadar akan pentingnya Habit Training. Perenungan CM yang sudah membuka jalan membuat saya tersadar akan pentingnya habit training dari sekedar knowledge yang berbentuk akademis. Sejatinya knowledge itu netral yang dibutuhkan adalah motif yang baik untuk membawa knowledge itu bermanfaat untuk orang banyak. Jadi untuk membuat individu yang masih work in process bisa baik atau buruk ini maka dibutuhkan dulu pembentukan karakter sehingga kelak knowledge yang dimilikinya bermanfaat secara baik untuk seluruh alam (rahmatan lil alamin). Setuju sekali dengan statement anak-anak masih belum kuat kehendaknya , susunan syarafnya juga masih belum sempurna , untuk itu butuh peran serta  orang tua untuk menjadikannya tuan pada dirinya sendiri. Dari pengalaman saya sebagai muslim ada tahapan untuk melatih kebiasaan shalat 5 waktu: 1. 0-7 tahun dipaparkan rasa cinta Allah SWT terhadap manusia sehingga anak mempunyai

Refleksi day 1(Mel)

 Melinda Refleksi day 1 Habit Training-Mengapa penting Melatih kebiasaan artinya kita sedang menjadikan segala sesuatu berjalan secara otomatis. Sesuatu yang awalnya terasa sulit jika dilatih terus menerus maka otak tidak lagi bekerja keras dan menjadi otomatis dilakukan. Anak bukanlah milik orangtua dia nantinya bertanggung jawab kepada negara dan sang pencipta. Oleh sebab itu penting sekali habit training dalam pendidikan untuk meluhurkan karakter. Sebagai ibu saya belajar bahwa melatih kebiasaan baik kepada anak artinya saya sedang melatih disiplin kepada diri saya sendiri. Anak akan melihat atmosfer yang tercipta jika di dalam rumah orangtua juga belajar disiplin melatih kebiasaan baik. Pengalaman kebiasaan  yang dilatih sejak kecil memang membuat saya dewasa lebih mudah melakukan namun ada juga kebiasaan yang sengaja tidak dilatihkan dan itu membuat saya dewasa kesulitan sekali untuk memulai.

Refleksi day 1. (Rh)

 Refleksi D1-Rohma: Aku terpantik oleh kalimat bahwa tugas kita adalah membuat anak menjadi tuan atas dirinya sendiri. Walaupun bukan tugas yang mustahil, tapi itu sesungguhnya tugas yang sangat berat. Sangat berat karena menyadari bahwa aku sebagai seorang ibu sebenarnya belum mampu untuk menjadi tuan atas diriku sendiri. Aku masih sering mengikuti hawa nafsu dan rasa malas, masih sering terbawa arus dan kebiasaan buruk masa lalu. Aku setuju bahwa untuk melatihkan habit pada anak, pertama-tama aku perlu mendisiplinkan diri terlebih dahulu. Berani melepas pola asuh masa lalu dan tidak melanjutkannya pada anak, adalah hal yang pertama-tama harus kulakukan. Kemudian aku harus belajar cara-cara berkomunikasi dengan anak dan mengasuhnya dengan penuh kasih sayang namun tegas. Lalu aku harus memiliki ketekunan.  Ini sangat susah. Ketekunan melatihkan kebiasaan baik pada anak, oleh orang tua yang sama sekali tidak tekun, adalah hal yang benar-benar sulit. Berkali-kali aku berhenti melatihkann

Refleksi day 1 (Sus)

 Refleksi day 1 :  Sangat penting sekali melatih kebiasaan baik pada anak sejak dini. Krn manusia adalah makhluk kebiasaan. Kalau dilakukan terus menerus, akan menjadi kebiasaan yg otomatis dilakukan. Dan seharusnya kebiasaannya adalah yg baik. Bila yg dilakukan terus adalah yg buruk, bgmn memperbaikinya ? Akan sangaaat susah.  Saya punya kebiasaan makan di depan TV sejak kecil. Karena meja makan kami sempit dan TV selalu menyala, keluarga saya lebih suka nonton sambil makan. Setelah itu, meski saya bisa2 saja untuk makan di meja makan bersama orang2, tetap defaultnya adalah makan di depan TV/layar, dan ini terbawa ke anak. 😖 Untuk mengubahnya, sulit, apalagi situasi tempat tinggal saat ini yg tidak nyaman untuk makan di meja makan, jadi kami berdamai.  Ini mungkin bukan kebiasaan yg 100% buruk atau baik tapi menunjukkan betapa kebiasaan itu kuasanya besar sekali, bisa sampai bergenerasi...

Refleksi day 1 (Agn)

 Refleksi #1 - Agnes Akademis saja tidak cukup, butuh pelatihan disiplin yang baik dan konsisten. Seperti contohnya seseorang yang cakap dalam profesinya namun tidak bisa tepat waktu dalam banyak hal, tidak bisa menghargai waktu, tentunya akan merugikan kepentingan banyak orang juga dirinya sendiri.  Orang yang baik budinya namun tidak disiplin mengerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya tentu pekerjaannya banyak yang diselesaikan dengan sekenanya. Pandai saja tidak cukup, baik saja tidak cukup, disiplin diri akan membantu anak untuk melakukan apa yang baik, bukan sekedar apa yang disukainya. Itu adalah salah satu dasar pembentukan karakternya.

Refleksi Day 1 (Ev)

 Refleksi Day 1 - Eva Seperti yang disampaikan di video, apabila kita tidak berusaha “meluhurkan” karakter kita, maka kita cenderung “diseret” oleh kecenderungan kita yang tidak baik. Itu sebabnya, saya setuju bahwa proses pelatihan kebiasaan baik (Habit Training) penting sekali dilakukan pada anak.  Karena kehendak anak masih lemah, perlu ada bantuan dari pihak lain (orangtua) untuk membantu mereka untuk menguatkan kebiasaan (termasuk perilaku) baik, supaya tidak terseret oleh sifat2 bawaannya.  Yang sering jadi pertanyaan buat saya adalah bagaimana melakukan proses pelatihan ini dan bagaimana caranya supaya tetap konsisten, karena saya sendiri masih belum konsisten dalam mendisiplinkan diri sendiri. Beberapa resolusi atau target yang sudah disusun, sering kali tidak terpenuhi.  Waktu kecil, saya termasuk anak yang terpola jadwalnya. Bangun pagi jam 5, mandi, sarapan lalu pergi ke sekolah jam 6 pagi. Sepulang sekolah biasanya makan siang, tidur siang, lalu sore atau malam harinya meng

Refleksi Day 1 (Su)

 Refleksi #1 Iyanni 2022-8-30 Baru sadar bila hanya mengejar pendidikan akademis saja maka pertumbuhan manusia sebagai kodrat yang baik yang akan mengubahkan dunia/ keadaan tidak akan terjadi.  Yang ada menciptakan manusia keras hati. Ternyata dengan melatih kebiasaan baik hasilnya akan 10 x lipat.  Dan sadari goal yang akan di capai tidak akan maksimal tanpa habit yang di bangun secara konsisten.  Sy dr kecil tidak pernah di ajar habit skg baru sadar banyak sekali habit sy yang tidak baik. Tapi puji Tuhan karena tau koncinya adalah di Habit baru yang mulai di bentuk semoga akan berbuah dan mulai membangun habit ke anak anak sd harus tongkroning sd mereka melakukan habit untuk awal awalnya.

Refleksi Day 1 (Me)

Habit Training Day 1 Mengapa Penting Sepakat dengan pemikiran dan perenungan ibu CM, Habit Training itu harus dilakukan secara sengaja dan terencana karena kalo ga ya habit yang lain yang malah tumbuh kuat.  Pengalaman selama mengasuh anak, ceramah, ancaman, kecaman itu ga mempan merubah kebiasaan atau prilaku anak yang tidak efisien atau malah merugikan dirinya sendiri dan orang di sekitarnya. ‌ Harapan mengikuti training ini, bisa menjadi trainer yang efektif juga bertumbuh bersama anak. Karena saya juga produk didikan ortu yang cuek dengan pengembangan diri anak, asal anak makan, sekolah, main itu sudah, ya suruhan pasti ada ya untuk melakukan pekerjaan rumah, masak, nyapu, ngepel dll.  Hanya saja habit yang dilatihkan terencana itu pasti.hasilnya juga beda. Mengamini harapan ibu CM saya juga ingin anak mampu berpikir dengan akalnya sendiri tentang mana yang baik mana yang buruk mana yg bermanfaat mana yang merugikan. Anak menjadi pribadi yang benar- benar sadar dan hadir di waktu h

Refleksi Day 1 (Vit)

 Refleksi day 1 - Vitri  Seberapa setuju kita akan pentingnya Habit Training? Sangat setuju..saya sudah mencoba banyak cara untuk anak bisa melakukan hal yg perlu dia lakukan pada waktunya. Dengan reward and punishment sudah sering, dengan motivasi agama dan penjelasan panjang kepada anak2 kenapa harus dilakukan juga sudah berkali-kali.  Tapi sampai sekarang belum melihat hasil yang berarti. Dengan habit training ini sangat berharap bisa mendapatkan hasil yang berarti baik untuk anak dan juga orangtuanya. Karena sambil mengajarkan disiplin untuk anak tentunya orangtuanya juga harus bisa disiplin

Refleksi Day 1 (Wi)

 Refleksi day1Wiwik Habit training penting pada anak, tentu sangat penting. karena kebiasaan memang akan menjadi karakter diri kita.  Dan membangun kebiasaan baik rasanya memang menantang, perlu pelan-pelan dan mengulangi saja terus.. kadang-kadang seperti tidak ada hasilnya, ketika kebiasaan baik yg sudah dibangun balik lagi ke pola lama. Sementara sewaktu kecil, seringkali tidak paham mengapa melakukan ini dan itu dan melakukan sesuatu karena dimarahi, dipaksa dan keharusan. saat waktunya tidak diawasi, sering suka-suka aku, misal mandi dan bangun pagi. karena mandi dan bangun pagi untuk sekolah, saat tidak sekolah, ya udah ga mandi dan bangun siang. Sejak jadi ibu, struggle lagi membangun kebiasaan bangun pagi (meski mandi pagi ga mesti 😆)

Reflwksi Day 1 (Veb)

 Refleksi #1 Vebriyani 2022_8_30 Apakah habit training penting untuk anak - anak. Ya, habit training itu penting untuk anak-anak. Ketika kecil sampai sekarang, saya sering tinggal berpindah-pindah. Mulai dari kecil bersama nenek dari ibu, remaja bersama orangtua, lalu ikut nenek dari bapak. Selain karena orangtua sibuk bekerja saya dititipkan karena saya harus belajar ditempat lebih baik, menurut mereka. Lalu, tinggal mandiri saat lajang.  Menikah pun ikut suami pindah-pindah tugas. Hidup berpindah-pindah ini menurut saya membuat saya hidup tidak konsisten dan kurang tegas dalam mendidik anak. Merasa paling sibuk dirumah. Sering mengubah aturan untuk anak. Banyak kebiasaan baik yang belum saya miliki. Salah satunya bangun pagi.  Saya rasa, kalau saya dulu dikawal belajar kebiasaan baik bersama orangtua saya lebih lama atau sejak kecil. Mungkin akan ada lebih banyak kebiasaan baik yang menjadi bagian karakter dalam diri saya. Oleh karena itu, saya ingin belajar habit training untuk bisa

Refleksi Day 1 (Ez)

 Refleksi day 1 - Ezi Saya adalah contoh orang dewasa yang belum bisa menjadi tuan untuk diri sendiri. Saya masih bersikap sesuai dengan kemauan saja, kurang dapat mengendalikan hasrat, ego, emosi, atau mood. Saya mewariskan sifat bawaan orang tua dan mudah terpengaruh dengan tren lingkungan. Demi bisa melatih anak, saya harus mampu mengubah diri sendiri terlebih dahulu.

Refleksi Day 1 (Ly)

 #Day1 _Lily APAKAH HABIT TRAINING PENTING? Yes, sangat penting. Saya setuju yang dikatakan CM bahwa kecenderungan manusia adalah melakukan yang disuka , tidak lakukan yang tidak disuka, bukan karena benar/salah.  Dan ini seringkali karena tidak paham dan terbiasa melakukan hal yang disuka , itulah sebabnya pada saat dewasa ada beberapa orang yang bukan menjadi orang baik. PR bagi kami orangtua untuk menuntun anak menjadi baik sekarang dan dimasa depan.  Seringkali hal salah yang dilakukan orang dewasa adalah karena kebiasaan salah sejak kecil, tidak memungkiri bahkan kemudian identic menjadi karakter buruk dan kemudian mempunyai nasib buruk.  Tentunya setiap orangtua tidak mengharapkan anak bernasib buruk, maka PR nya orang tua melatih habit / kebiasaan baik  bagi anaknya, dan ini tidak mudah karena orangtua sebagai trainer pun belajar mau berubah, harus disiplin dan konsisten.

Refleksi Day 1 (Lou)

 Refleksi Day 1 - Louisa Saya sangat setuju Habit Training penting untuk anak-anak. Dari sejak kecil, tanpa disadari ternyata saya banyak terlatih melakukan kebiasaan baik, misalnya seperti kebiasaan bangun pagi, duties first.  Hal-hal yang dulu sepertinya sepele tetapi ternyata ketika saya sudah dewasa kebiasaan-kebiasan baik tersebut sangatlah membantu karena membuat pekerjaan itu menjadi mudah untuk dilakukan karena sudah menjadi otomatis.  Namun sekarang saat menjadi ibu, seringkali menjadi overekspektasi, berharap anak-anak bisa langsung otomatis melakukan kebiasaan baik, memilih yang benar bukan yang enak, berharap anak-anak seperti diri saya yang sekarang, lupa bahwa saya pun dulu saat kecil tidak seperti sekarang.  Melalui video hari ini, saya diingatkan kembali bahwa kehendak mereka masih lemah, jadi justru tugas saya untuk membantu mereka menanamkan kebiasaan baik yang sudah saya rasakan sendiri manfaatnya. Seperti peribahasa, bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian.

Refleksi Day 1 (Sie)

Refleksi day#1 - Sienny Orang tua saya tidak melatih kebiasaan baik pada diri saya. Terbalik dengan suami yang digebleng secara militer oleh ayahnya.  Dia bisa konsisten melakukan hal-hal tertentu setiap hari. Saya yang kurang konsisten melakukan hal-hal rutin, cenderung memilih hal-hal yang mudah dan menunda-nunda.  Saya melihat habit training ini penting untuk anak-anak terutama untuk anak pertama karena kodratnya ia gampang terdistraksi, sulit mengontrol dirinya baik dia senang ataupun marah.  Semoga training ini bisa membantu saya belajar berdisiplin mengawal kebiasaan baik pada anak.

Refleksi Day 1 (NN)

Refleksi Day 01 HfHT Bach #11 Yunita Nyit Yang paling berkesan dari materi hari ini adalah quotes CM: Taburlah tindakan tuailah kebiasaan, taburlah kebiasaan tuailah karakter, taburlah karakter tuailah nasib.  Benar sekali bahwa anak memiliki potensi menjadi baik atau menjadi buruk, dan sebagai orang tua saya punya kerinduan bahwa anak saya nanti menjadi manusia utuh sesuai dengan apa yang Tuhan telah tetapkan bagi masa depannya. Tapi hanya berharap dan membiarkan pendidikan anak mengalir begitu saja tanpa tujuan, metode serta pengawalan yang konsisten, mampukah anak mencapainya? Pendidik pertama dan terdekat anak adalah saya sebagai orang tuanya, yang harus terlebih dahulu mampu mendisiplinkan diri agar mampu dengan tekun dan konsisten mengawal kebiasaan-kebiasaan baik anak. Habit is ten natures. Kebiasaan memiliki kekuatan 10x lipat daripada sifat genetik yang saya turunkan kepada anak, untuk itu sebagai orang tua saya tidak boleh membiarkan kebiasaan-kebiasaan buruk terjadi terus me