Langsung ke konten utama

Refleksi day 1 (Cit)

 Citra_Refleksi Day1

31.07.22

Sebelum menulis refleksi hari pertama ini, aku menyempatkan membaca ulang refleksiku saat mengikuti HT pertama kali di tahun 2020 dulu. Aku menemukan diriku yang dulu begitu polos, mudah stress dan tidak punya petunjuk :D tapi hari ini saat aku merefleksikan ulang, aku melihat ada banyak perubahan dalam diriku meski aku tentu masih harus tetap tekun untuk terus membangun kebiasaan baru terutama mengganti kebiasaan lama yang sudah mengakar. Perubahan dalam diriku yang mampu mengendalikan kodrat bawaanku (meski belum sempurna) adalah salah satu pertumbuhan spiritual yang sangat aku syukuri dua tahun terakhir ini.

Habit is ten nature, itu memang luar biasa mujarab. Dengan meyakini bahwa itu adalah instrument dalam pendidikan yang bertujuan menjadikan anak sebagai tuan bagi dirinya sendiri, mengendorkan urat syarafku atas realita kodrat anak manusia. Bukanlah hal aneh jika anak senang berlambat-lambat dan menunda-nunda, dengan menerima realita itu berarti aku harus menyiapkan diriku untuk lebih berkesadaran dalam mengawal habit anak-anakku. Kesediaan untuk ikut berproses dalam merencanakan, membangun dan menekuni prosesnya tentu membutuhkan enerji yang tidak sedikit. Karena itulah aku kembali ada di sini, untuk terus mengingatkan kembali fungsiku sebagai pendamping pembangun kebiasaan anak-anak dan juga terus mengambil kesempatan untuk belajar kembali dan terus bertumbuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Day 1 (Vit)

 Refleksi day 1 - Vitri  Seberapa setuju kita akan pentingnya Habit Training? Sangat setuju..saya sudah mencoba banyak cara untuk anak bisa melakukan hal yg perlu dia lakukan pada waktunya. Dengan reward and punishment sudah sering, dengan motivasi agama dan penjelasan panjang kepada anak2 kenapa harus dilakukan juga sudah berkali-kali.  Tapi sampai sekarang belum melihat hasil yang berarti. Dengan habit training ini sangat berharap bisa mendapatkan hasil yang berarti baik untuk anak dan juga orangtuanya. Karena sambil mengajarkan disiplin untuk anak tentunya orangtuanya juga harus bisa disiplin

Refleksi day 2 (Ny)

 Yunita Nyit Refleksi Day 2: Materi hari ke-2 ini mengingatkan saya bahwa posisi orang tua dan anak tidak sejajar, terutama untuk hal-hal yang prinsip. Saya terbiasa bernegosiasi dengan anak, dimana akhirnya tanpa disadari saya menjadi tidak punya kendali atas keputusan-keputusan yang seharusnya menjadi area otoritas orang tua.  Saya terbiasa dengan “pandangan umum” bahwa anak juga memiliki kehendak yang harus didengarkan tetapi dari materi hari ini saya belajar bahwa sesungguhnya anak belum matang untuk mengendalikan keinginan dirinya, belum dapat menaklukkan dirinya untuk mengutamakan kewajiban, anak belum terlatih menjadi tuan atas dirinya sendiri, sehingga tidak mungkin jika menganggap bahwa orang tua dan anak adalah sejajar. a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Menurut CM, anak belum punya kekuatan untuk mengendalikan kekuatan kehendaknya, karena masih belum matang. Anak belum mampu menyuruh dirinya sendiri me

Refleksi day 2 (Sie)

 Reflesi #2 - Sienny a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh. Pertama orang tua memiliki otoritas dari Tuhan untuk menjadi perwakilan buat anak. Kedua, orang tua mempunyai pengetahuan dan moral yang lebih baik dari anak dan mengasihi anak2nya, ingin anak2nya menjadi baik. Misal, makan sayur. Kalo boleh diberikan pillihan, anak pasti memilih tidak makan sayur, tapi orang tua tahu bahwa sayur bagus dan penting buat Kesehatan anak karena itu anak diminta untuk makan sayur. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Tidak. Orang tua diberi otoritas oleh Tuhan untuk menjadi perwakilan Tuhan buat anak-anak.   c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Setuju. Karena alternatif lainnya terlihat lebih mengerikan Aku membayangkan jika manusia ini seperti binatang (ulat/laba2,dll) yang ditinggalkan oleh induknya begitu lahir, apa jadinya dunia ini. Padahal kita dibe