Langsung ke konten utama

Refleksi day 2 (Ny)

 Yunita Nyit

Refleksi Day 2:

Materi hari ke-2 ini mengingatkan saya bahwa posisi orang tua dan anak tidak sejajar, terutama untuk hal-hal yang prinsip. Saya terbiasa bernegosiasi dengan anak, dimana akhirnya tanpa disadari saya menjadi tidak punya kendali atas keputusan-keputusan yang seharusnya menjadi area otoritas orang tua. 

Saya terbiasa dengan “pandangan umum” bahwa anak juga memiliki kehendak yang harus didengarkan tetapi dari materi hari ini saya belajar bahwa sesungguhnya anak belum matang untuk mengendalikan keinginan dirinya, belum dapat menaklukkan dirinya untuk mengutamakan kewajiban, anak belum terlatih menjadi tuan atas dirinya sendiri, sehingga tidak mungkin jika menganggap bahwa orang tua dan anak adalah sejajar.


a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa?

Menurut CM, anak belum punya kekuatan untuk mengendalikan kekuatan kehendaknya, karena masih belum matang. Anak belum mampu menyuruh dirinya sendiri melakukan apa yang menjadi kewajibannya, pengendalian dirinya masih lemah. Sehingga anak harus dilatih untuk tidak mengandalkan kekuatan kehendaknya, tapi taat pada otoritas orang tua.

b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa?

Menurut CM, anak dan orang tua tidak setara. Orang tua adalah entitas yang secara terbuka diberikan titipan sehingga orang tua mempunyai otoritas yang lebih tinggi, karena orang tua adalah perwakilan hukum, perwakilan kebenaran dan perwakilan Tuhan bagi anak.

c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa?

Setuju, karena akhirnya saya menyadari bahwa sebagai orang tua, yang diberikan titipan seorang anak, memiliki hutang kepada Tuhan dan masyarakat untuk menjadikan anak ini insan yang berguna dan tidak menjadi sampah masyarakat. 

Untuk itu, anak harus dilatihkan menjadi taat, kepada hukum, kebenaran dan Tuhan. Anak lahir dengan pengendalian diri yang lemah dan belum bisa tunduk kepada dirinya sendiri untuk mengutamakan kewajiban maka tugas orang tua untuk melatih anak menjadi taat. Untuk menjadi taat, anak perlu tahu otoritas orang tua sebagai perwakilah hukum, kebenaran dan Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Day 1 (Vit)

 Refleksi day 1 - Vitri  Seberapa setuju kita akan pentingnya Habit Training? Sangat setuju..saya sudah mencoba banyak cara untuk anak bisa melakukan hal yg perlu dia lakukan pada waktunya. Dengan reward and punishment sudah sering, dengan motivasi agama dan penjelasan panjang kepada anak2 kenapa harus dilakukan juga sudah berkali-kali.  Tapi sampai sekarang belum melihat hasil yang berarti. Dengan habit training ini sangat berharap bisa mendapatkan hasil yang berarti baik untuk anak dan juga orangtuanya. Karena sambil mengajarkan disiplin untuk anak tentunya orangtuanya juga harus bisa disiplin

Refleksi day 2 (Sie)

 Reflesi #2 - Sienny a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh. Pertama orang tua memiliki otoritas dari Tuhan untuk menjadi perwakilan buat anak. Kedua, orang tua mempunyai pengetahuan dan moral yang lebih baik dari anak dan mengasihi anak2nya, ingin anak2nya menjadi baik. Misal, makan sayur. Kalo boleh diberikan pillihan, anak pasti memilih tidak makan sayur, tapi orang tua tahu bahwa sayur bagus dan penting buat Kesehatan anak karena itu anak diminta untuk makan sayur. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Tidak. Orang tua diberi otoritas oleh Tuhan untuk menjadi perwakilan Tuhan buat anak-anak.   c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Setuju. Karena alternatif lainnya terlihat lebih mengerikan Aku membayangkan jika manusia ini seperti binatang (ulat/laba2,dll) yang ditinggalkan oleh induknya begitu lahir, apa jadinya dunia ini. Padahal kita dibe