Refleksi D2-Rohma
a. Kita sebagai orang tua tentu boleh, bahkan harus, untuk menyuruh anak melakukan apa yang ia tidak sukai, bila itu adalah sesuatu yang prinsip. Kita sebagai manusia harus hidup diatas jalan kebenaran. Seperti yang CM katakan bahwa kita ibarat planet di tatasurya, kita bukanlah pusat dari dunia. Jadi kita tidak bisa bertindak semau kita.
Menyuruh anak melakukan hal-hal prinsip dan menaati peraturan walau hal itu tidak mereka sukai adalah satu bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan YME.
b. Orang tua dan anak tidaklah memiliki kedudukan yang setara. Orang tua memiliki otoritas yang diberikan Tuhan terhadap anak kita. Dan anak memiliki intuisi untuk menaati otoritas tersebut. Anak adalah makhluk kecil yang belum memiliki kehendak yang kuat, belum bisa menyuruh dirinya untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dia lakukan, dan yang bertindak hanya berdasarkan suka tidak suka. Maka sangat tidak masuk akal bila segala sesuatu yang kita perintahkan kepada mereka harus menunggu persetujuan mereka. Justru tugas kitalah untuk bisa membimbing mereka supaya mereka mampu untuk memiliki kehendak kuat dan bertindak yang benar dan bukan hanya berdasarkan keinginan semata.
c. Saya setuju dengan apa yang dikatakan CM, karena itu terasa sangat masuk akal bagi saya. Ketika kita mampu memerintahkan anak sesuatu yang benar dan mampu membuat anak menaatinya, saya mendapati kehidupan yang teratur di keluarga kami. Anak tidak bertindak semaunya, dan kami saling menghormati sebagai anggota keluarga.
d. Dimas cukup patuh pada perintah atau peraturan yang saya buat bila saya konsisten dalam pelaksanaannya. Namun bila sekali saja dilonggarkan, dia akan pura-pura lupa keesokan harinya, atau menawarnya. Sebenarnya dia tidak perlu dibentak atau diancam dalam melaksanakan peraturan, namun terkadang, kendala ada di hubungan kami yang terlalu akrab sampai-sampai terkadang wibawaku berkurang dimatanya karena terlalu banyak bercanda. Juga karena terkadang saya tak tega dalam melaksanakan peraturan yang menurut saya lumayan memberatkan baginya, apalagi bila dia sedang merasa lelah atau tidak semangat.
Jadi sebenarnya masalahnya ada pada diri saya sendiri sebagai penegak aturan.
Komentar
Posting Komentar