Langsung ke konten utama

Refleksi day 2 (Lou)

 Refleksi Day 2_Louisa

a. Menurut CM, orang tua boleh menyuruh anak melakukan hal yang anak tidak suka lakukan karena orang tua merupakan perwakilan dari Tuhan dan masyarakat. Orang tua memiliki otoritas untuk melatih anak menaati Tuhan, hukum dan kebenaran. Selain itu karena kehendak anak masih lemah, maka ia belum bisa memilih yang benar daripada yang enak. Di situlah peran orang tua untuk membantu melatih anak taat walaupun ia tidak suka.

b. Menurut CM, ortu tidak setara dengan anak. Ortu memiliki otoritas terhadap anak karena ortu merupakan perwakilan dari Tuhan dan masyarakat dan berkewajiban melatih anak untuk taat. 

c. Saya setuju sikap CM di atas karena memang benar kehendak anak masih lemah. Karakternya belum cukup kuat untuk memilih melakukan hal yang benar. Membiarkan anak mengikuti kehendaknya sama saja dengan membiarkan anak jatuh ke jurang. 

d. Anak-anak sebenarnya mau taat. Tapi saya yang sering lupa untuk menegakkannya. Saya sadar kalau saya sering tidak berharap anak langsung taat sehingga membiarkan mereka untuk menunda-nunda. Selain itu saya sendiri masih belum sepenuhnya klir mana hal yang prinsip dan tidak sehingga anak-anak jadi tidak memiliki aturan yang jelas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Day 1 (Vit)

 Refleksi day 1 - Vitri  Seberapa setuju kita akan pentingnya Habit Training? Sangat setuju..saya sudah mencoba banyak cara untuk anak bisa melakukan hal yg perlu dia lakukan pada waktunya. Dengan reward and punishment sudah sering, dengan motivasi agama dan penjelasan panjang kepada anak2 kenapa harus dilakukan juga sudah berkali-kali.  Tapi sampai sekarang belum melihat hasil yang berarti. Dengan habit training ini sangat berharap bisa mendapatkan hasil yang berarti baik untuk anak dan juga orangtuanya. Karena sambil mengajarkan disiplin untuk anak tentunya orangtuanya juga harus bisa disiplin

Refleksi day 2 (Ny)

 Yunita Nyit Refleksi Day 2: Materi hari ke-2 ini mengingatkan saya bahwa posisi orang tua dan anak tidak sejajar, terutama untuk hal-hal yang prinsip. Saya terbiasa bernegosiasi dengan anak, dimana akhirnya tanpa disadari saya menjadi tidak punya kendali atas keputusan-keputusan yang seharusnya menjadi area otoritas orang tua.  Saya terbiasa dengan “pandangan umum” bahwa anak juga memiliki kehendak yang harus didengarkan tetapi dari materi hari ini saya belajar bahwa sesungguhnya anak belum matang untuk mengendalikan keinginan dirinya, belum dapat menaklukkan dirinya untuk mengutamakan kewajiban, anak belum terlatih menjadi tuan atas dirinya sendiri, sehingga tidak mungkin jika menganggap bahwa orang tua dan anak adalah sejajar. a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Menurut CM, anak belum punya kekuatan untuk mengendalikan kekuatan kehendaknya, karena masih belum matang. Anak belum mampu menyuruh dirinya sendiri me

Refleksi day 2 (Sie)

 Reflesi #2 - Sienny a. Menurut Charlotte Mason, bolehkah orangtua menyuruh anak melakukan yang anak tidak suka lakukan? Mengapa? Boleh. Pertama orang tua memiliki otoritas dari Tuhan untuk menjadi perwakilan buat anak. Kedua, orang tua mempunyai pengetahuan dan moral yang lebih baik dari anak dan mengasihi anak2nya, ingin anak2nya menjadi baik. Misal, makan sayur. Kalo boleh diberikan pillihan, anak pasti memilih tidak makan sayur, tapi orang tua tahu bahwa sayur bagus dan penting buat Kesehatan anak karena itu anak diminta untuk makan sayur. b. Menurut Charlotte Mason, apakah orangtua dan anak itu setara? Mengapa? Tidak. Orang tua diberi otoritas oleh Tuhan untuk menjadi perwakilan Tuhan buat anak-anak.   c. Apakah kamu setuju dengan sikap Charlotte Mason di atas? Mengapa? Setuju. Karena alternatif lainnya terlihat lebih mengerikan Aku membayangkan jika manusia ini seperti binatang (ulat/laba2,dll) yang ditinggalkan oleh induknya begitu lahir, apa jadinya dunia ini. Padahal kita dibe